.

Wamena Juga Punya 'Laskar Pelangi'

WAMENA (JAYAWIJAYA) - Bangunan SD Inpres Jiwika terbuat dari seng dan kayu, sangat sederhana. Letaknya berada di antara perbukitan-perbukitan Wamena, Papua. Datanglah ke sana untuk melihat 'Laskar Pelangi' ala Papua.

Siapa yang tidak tahu film Laskar Pelangi? Film tersebut menceritakan tentang kisah Kehidupan siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah, Belitong. Tidak hanya di situ, Papua juga punya SD Inpres Jiwika, Distrik Kurulu, Wamena. Anda bisa traveling ke sana sekaligus melihat para mutiara hitam cilik yang sedang mengejar mimpinya.

detikTravel dan tim Dream Destination Papua akhirnya tiba di Wamena, Papua, Senin (26/11/2012). Sebuah kabupaten yang dikelilingi oleh perbukitan dan memiliki udara yang sangat sejuk. Uniknya, di sini para rombongan tidak hanya diajak untuk melihat kehidupan Suku Dani, salah satu suku terbesar di Papua dari dekat, tapi juga diajak untuk melihat Sekolah Dasar Inpres Jiwika.

Letak sekolah berada di tengah-tengah perbukitan. Mungkin, tidak ada sekolah yang mempunyai pemandangan secantik ini. SD ini dikelilingi oleh perbukitan hijau dan langit biru di atasnya. Benar-benar menggagumkan!

Saat itu, terlihat beberapa siswa yang sedang asyik bermain di lapangan rumput yang luas. Bendera merah putih pun tertancap di pinggir lapangannya. Bendera paling sakral di negeri ini menjadi pengingat, anak-anak kecil tersebut tinggal di negeri yang amat kaya.

Rombongan pun diajak berkenalan oleh Sakeus Dabi, Kepala Sekolah SD Inpres Jiwika yang sudah menjabat selama 15 tahun. Dengan pakaian seragam dinas yang berwarna hijau, Sakeus menceritakan kisah SD di tengah bukit ini.

"Kami di sini menceritakan mereka tentang baca tulis. Dari sekitar 150 siswa, hanya sekitar 70 saja yang aktif. Gurunya hanya 10 orang saja," kata Sakeus.

Sakeus menambahkan, sekolah ini sudah ada sejak 1981. Dari dulu pun bangunannya seperti ini, tidak ada yang berubah.

Rombongan lalu diajak untuk melihat kelas dan bertemu dengan para siswanya. Mereka sungguh lucu. Tak sedikit mereka yang malu-malu saat dipotret atau diajak bercanda.

Sederhana, itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan sekolah ini.
Enam kelas di sini saling terhubung dan memiliki ruangan yang tidak terlalu besar. Bangku kayu dan papan tulis hitam menjadi fasilitas untuk mereka belajar.

Namun, tidak semua di sini memakai seragam merah putih layaknya sekolah dasar lain. Selain soal seragam, banyak dari mereka yang tidak menggunakan sepatu. Akan tetapi, semangat mereka tidak pernah patah untuk belajar.

"Memang hanya ada beberapa saja yang punya seragam, yang tidak punya cukup memakai baju biasa saja," kata Sakeus kepada detikTravel.

Sakeus juga menambahkan, para siswa di sini tinggal di beberapa kampung di sekitar Distrik Kurulu. Mereka pun masih banyak yang tinggal di Honai, rumah adat Suku Dani di tengah pegunungan. Tapi, mereka semua sangat semangat untuk belajar.

"Di sini kami tidak mengenakan biaya, biayanya cuma-cuma. Kami hanya mengandalkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah-red) saja. Jadi kami benar-benar meminta bantuan pemerintah dari pusat, Jakarta," tambah Sakeus menjelaskan.

Di sini, para siswa diajarkan pelajaran seperti sekolah dasar lainnya. Ada matematika, penjaskes, dan lain-lain. Mereka sekolah tiap hari Senin sampai Sabtu, mulai pukul 07.30 WIT sampai pukul 13.30 WIT.

"Setelah sekolah, biasanya para siswa ada yang bantu-bantu orang tua, seperti berkebun," ujar Sakeus.

Senyum mereka sangat tulus. Meski sebagian besar malu-malu saat diajak berbincang, namun mereka mempersembahkan suatu nyanyian untuk rombongan kami.

'Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia. Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu. Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia.'

Jika berkunjung ke Wamena, sempatkanlah datang ke SD Inpres Jiwika ini. Sekolah sederhana yang terbuat dari seng kayu, namun memiliki pemandangan hijau dan biru di sekelilingnya.

Senyum dan tingkah para siswanya akan membuat Anda jatuh cinta dengan mereka. Traveling seperti ini akan membuat hati Anda lebih kaya. Percayalah! (Detik)
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment