.

Persiwa Wamena Butuh Bantuan dan Dukungan

WAMENA (JAYAWIJAYA) - Beban berat kini sedang dirasakan tim Persiwa Wamena dalam mengarungi lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2012-2013 ini. Pasalnya, tim berjuluk ‘Badai Pegunungan Tengah’ ini sedang dalam masa sulit yaitu masalah keuangan tim yang semakin mengkhawatirkan dan “terancam” tidak dapat melanjutkan kompetisi ISL di putaran kedua mendatang.

Masih mandegnya pembayaran gaji pemain yang tergabung dengan tim di musim ini serta tunggakan gaji pemain musim lalu, jelas menjadi beban tersendiri bagi managemen. Manager Persiwa Wamena, Agus Santoso mengakui bahwa sekarang ini tim memang dalam kondisi sulit, sudah empat bulan berjalan ini pemain dan official tidak menerima haknya atau gaji dan ini yang membuat semangat, motivasi pemain menjadi menurun.

“Hal ini mengakibatkan setiap pertandingan dan contoh kecil waktu lawan Arema kemarin semangat pemain berkurang karena adanya persoalan ini,” ujar Agus kepada wartawan di Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya, Selasa (30/04/2013).

Akibat mandegnya pembayaran hak pemain dan official, beberapa pemain dikabarkan akan segera meninggalkan Persiwa sebelum putaran kedua ISL bergulir. Hal ini jelas menjadi pukulan telak bagi manjemen, karena biar bagaimanapun managemen sendiri seolah kehilangan akal untuk menghambat bahkan membujuk pemain agar tidak pergi dari tim. Maka dari itu, Agus pun mengharapkan kepada pihak-pihak yang peduli terhadap Persiwa kiranya kedepannya nasib Persiwa dapat diselamatkan, dan tetap berkancah di sepak bola nasional.

Diakui pula, beberapa waktu lalu ada sebuah janji yang diutarakan para Bupati-bupati yang tergabung dalam Asosiasi Bupati Se-Pegunungan Tengah akan peduli dan membantu Persiwa, dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp.1 Miliar per kabupaten tetapi hingga sampai berakhir putaran pertama ini tidak ada realisasi.

“Kepada para Bupati kiranya dapat merealisasikan janji yang pernah diucapkan kepada Persiwa, saat ini Persiwa sangat membutuhkan dan ada beberapa pemain yang ingin keluar dari Persiwa karena memang hak mereka belum terpenuhi,” ucap Agus.

Untuk menghadapi putaran kedua nanti, managemen Persiwa mengakui akan semakin sulit jika permasalahan yang dihadapi ini belum terselesaikan, ditambah lagi jika nantinya akan kehilangan beberapa pemain. Selama putaran pertama ISL musim ini, Persiwa hidup dari dana sponsor Bank Papua sebesar Rp.2 Miliar dimana, sudah cair Rp.1 Miliar di putaran pertama, dan selebihnya ditalangi oleh dana pribadi Jhon Banua selaku President Club.

“Dari awal managemen sudah berupaya mencari sponsor lain selain Bank Papua, tetapi memang terbentur di daerah kita tidak ada perusahaan-perusahaan besar dan yang terpenting adalah kepedulian Freeport dan melalui Pak Gubernur yang notabene adalah putra pegunungan kami berharap Pak Gubernur juga memperdulikan nasib Persiwa karena tim ini adalah kebanggaan masyarakat Pegunungan,” pintanya.

Selain itu, Agus juga masih berarap PT. Freeport Indonesia bisa membantu kebutuhan tim di di putaran kedua nanti. Dalam satu musimnya di setiap kompetisi, Persiwa membutuhkan paling tidak Rp.15 Miliar per musim, dana yang akan dipergunakan untuk laga away yang menyedot dana untuk transportasi, akomodasi dan membayar makan, minum pemain danjuga gaji. Namun hal itu pun belum dirasakan cukup, karena dengankebutuhan tim sebesar itu managemen masih kekurangan dana.

“Untuk nilai kontrak Persiwa selalu yang terendah dibanding tim lain peserta ISL lainnya. Kalau dana untuk membiayai satu musim plus tunggakan gaji pemain dari musim sebelumnya selama 6 bulan belum dibayarkan dan musim ini bisa mencapai Rp.25-30 Miliar. Ditambah masih banyak hutang-hutang di pihak ketiga yang belum kita selesaikan,” tegasnya. [TabloidJubi| BeritaBola]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment