.

Kubu John Tabo dan Usman Wanimbo Akhirnya Berdamai dalam Ibadah Bersama

KARUBAGA (TOLIKARA) – Dua kubu masyarakat Kabupaten Tolikara yang terlibat bentrokan antarpendukung dua kandidat bupati pada Pemilukada Tolikara tahun 2012 lalu, yakni kubu John Tabo dan Usman Wanimbo akhirnya berdamai.

Perdamaian kedua kubu yang bertikai masing-masing dari kubu pendukung Bupati terpilih Usman G. Wanimbo, SE, M.Si, dan kubu masa pendukung DR (HC) John Tabo, SE, MBA, berlangsung di Lapangan Merah Putih Distrik Karubaga, Senin (08/07/2013) ditandai dengan ibadah bersama dipimpin Ketua Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt. Lipiyus Biniluk.

Acara perdamaian dihadiri Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, Wagub Papua Klemen Tinal, SE, MM, Kapolda Papua Irjen Pol. Tito Karnavian, Danrem 172/PWY Kolonel Inf. Herman Asyaribab, Wakil Ketua I DPRP Yunus Wonda, Muspida Kabupaten Jayawijaya, Bupati Mamberamo Tengah R. Ham Pagawak, SH, M.Si, Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo, SE, M.Si, Wabup Tolikara Amos Yikwa, SP, M,Si, Ketua DPRD Tolikara dr. Nicodemus Kogoya, Kapolres Tolikara AKBP Alex Louw, serta para pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Tolikara, tokoh adat, tomas, toga serta puluhan ribu masyarakat Tolikara.

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo mengatakan, setelah diselesaikannya pembayaran secara adat kepada para korban akibat perang saudara yang terjadi dalam Pemilukada lalu, saat ini Pemerintah Kabupaten Tolikara telah berupaya memfasilitasi seluruh masyarakat mengadakan acara perdamaian antarkedua kubu yang bentrok.

Dengan dilakukannya upacara perdamaian bagi kedua belah pihak yang bertikai, Bupati Usman meminta kepada kedua kubu untu kembali hidup bersama dan bergandengan tangan membangun Kabupaten Tolikara ke arah yang lebih maju.

“Perang sudah selesai. Pembayaran sudah dilakukan, sekarang saatnya kita hidup bersama-sama bergandengan tangan untuk membangun daerah kita Tolikara, karena permasalahan di antara saya dan John Tabo sudah selesai,” tandasnya.

Dikatakannya, saat ini di hadapan pimpinan gereja, Gubernurm Wagub, Kapolda, pimpinan TNI, kedua belah pihak telah menyatakan sikap untuk berdamai.

Dengan adanya perdamaian, menandai dimulai pula era baru untuk bekerja sama membangun Kabupaten Tolikara. Tidak boleh ada lagi permusuhan dan dendam di antara sesama masyarakat Tolikara.

“Sekarang kita harus mulai kerja untuk membangun Tolikara bersama-sama, jangan ada lagi permusuhan dan perbedaan di antara kita karena kita semua adalah satu masyarakat Tolikara,” pintanya.

Pada kesempatan yang sama, DR (HC) John Tabo, SE, MBA, di hadapan masyarakat mengungkapkan, setelah mengetahui hasil keputusan MK yang memenangkan pasangan Usman-Amos sebagai Bupati dan Wabup Tolikara periode 2012-2017, dirinya telah memberikan ucapan selamat secara langsung kepada Usman Wanimbo. Ini sebagai tanda bahwa dirinya tidak menaruh dendam dan mendukung bupati terpilih melanjutkan semua kegiatan pembangunan.

Untuk itu, di hadapan seluruh masyarakat Tolikara, John Tabo meminta agar terus mendukung semua kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh bupati dan wakil bupati terpilih demi memajukan Kabupaten Tolikara.

Pada kesempatan itu John Tabo juga meminta kepada bupati dan wakil bupati agar bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku.

Termasuk mememinta kepada tim sukses atau siapapun untuk tidak ikut campur tangan yang dapat mengganggu jalannya roda pemerintahan. Biarkan bupati dan wabup bekerja sesuai dengan visi dan misinya sehingga pembangunan Tolikara bisa berjalan dengan baik.

“Kita sudah berdamai jadi sekarang saya minta bupati dan wabup kerja sesuai aturan, jangan lagi ada campur tangan dari tim sukses atau apa saja, jangan ada empat atau lima bupati,” ucapnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua Sinode GIDI, Papua Pdt. Lipius Biniluk. Menurut Biniluk, lambang garuda yang diberikan oleh negara pada saat pelantikan hanya 1 untuk bupati dan 1 untuk wakil bupati. Tidak lebih dari itu sehingga jangan ada lagi ada bupati-bupati kecil yang dapat mengganggu jalannya roda pemerintahan.

“Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat Tolikara agar dengan adanya perdamaian, masyarakat harus bisa menciptakan kedamaian di wilayah Tolikara agar pemerintah dan masyarakat bisa bekerja bersama-sama membangun dan menyejahterakan seluruh masyarakat,” harap Pendeta Biniluk.

Atas nama gereja dan pemerintah, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, atas konflik yang terjadi beberapa waktu lalu itu.

Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, dalam sambutannya mengungkapkan, dengan adanya perdamaian diharapkan kepada semua masyarakat Tolikara untuk ikut membantu pemerintah. Baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan di wilayah Kabupaten Tolikara.

Karena menurut Gubernur Enembe, dengan adanya kebersamaan dan damai di masyarakat maka pembangunan di daerah ini dapat berjalan baik dan semua hasil pembanguan itu akan kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.

Acara perdamaian ini juga ditandai dengan pesta rakyat bakar batu dan makan bersama sebagai simbol telah berdamainya kedua belah pihak. [PapuaPos| PapuaPos]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment