.

Masyarakat Malind Kelaparan akibat Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) dan Perkebunan Sawit

JAKARTA - Ancaman kelaparan mengintai masyarakat Suku Malind, Merauke. Pasalnya, proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) dan perkebunan sawit menggerus lahan hutan yang menjadi mata pencaharian suku itu.

Menurut data dari Yayasan Pusaka, masyarakat yang biasanya berkebun dan berburu hewan untuk makan sehari-hari, kini tidak dapat lagi dilakukan.

“Ada 21 distrik di Merauke yang didiami oleh Suku Malind dan hampir keseluruhannya terancam proyek MIFEE. Mereka yang dulunya biasa berburu dan meramu hasil hutan sudah tidak bisa lagi karena hutan sudah diubah untuk perkebunan. Misalnya saja, mereka yang berburu rusa dan kalau dijual hargannya 25 ribu sekilo dan sekarang mereka tidak bisa berburu dan kalau membeli daging di kios itu mahal. Sekarang mereka bekerja di perusahaan dengan gajinya 75 ribu sehari dan itu tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari karena sangat mahal dan itu ancaman yag serius di sini,” kata YL Frangky, Koordinator Yayasan Pusaka.

Karena kondisi itulah, Yayasan Pusaka bersama puluhan organisasi kemasyarakat lainnya mendesak Pemerintah Pusat untuk menghentikan proyek MIFEE dan pemberian izin perkebunan sawit. “Kami juga menyurati PBB untuk memberikan perhatian pada hal ini,” tambah Frangky. [GreenRadio/PortalKBR]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment