.

PT Freeport Indonesia akan Bangun Tambang Bawah Tanah Terpanjang di Dunia

JAKARTA - PT Freeport Indonesia akan menutup praktik tambang terbukanya yang selama ini menjadi penopang bisnis perusahaan tersebut pada tahun 2016 mendatang. Sebagai gantinya, Freeport akan beralih ke pertambangan bawah tanah. Freeport berambisi membangun tambang bawah tanah terpanjang di dunia yang ditempatkan di lahan tambang Grasberg, Timika.

"Akan ada 405 tunnel (terowongan) yang melingkar di bawah tanah. Kalau jadi, maka akan memiliki panjang 1.000 km. Tambang ini akan menjadi tambang terbesar di dunia," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto dalam rapat dengan tim pemantau Otsus Papua di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (05/07/2013).

Rozik menuturkan pengerjaan persiapan tambang bawah tanah ini dilakukan selama 10 tahun dari kurun waktu 2012-2021. Nilai investasi untuk persiapan tambang bawah tanah mencapai 9,8 miliar dollar AS.

Hingga saat ini, lanjut Rozik, Freeport sudah membangun terowongan sepanjang 400 kilometer dengan nilai hampir 1 miliar dollar AS. Pembangunan akan terus dilakukan hingga selesai meski kontra renegosiasi antara PT Freeport dan Pemerintah Indonesia hingga kini belum jelas.

Sebelumnya, PT Freeport melakukan penambangan terbuka di Grasberg atau yang kerap disebut dengan Big Gossan. Namun, karena cadangan bijih mineral di permukaan tersebut semakin menipis, Freeport pun beralih untuk mengeruk kekayaan alam Papua dari bawah tanah.

Tambang bawah tanah terbesar ini diperkirakan bisa menghasilkan 200.000 ton material per hari. Hingga akhir 2010 lalu, Freeport Indonesia memproduksi 235.000 ton bijih emas per hari dengan proyeksi emas 1,7 juta ons.

Rozik mengatakan, meski saat ini penambangan bawah tanah masih disiapkan dan bijih mineral di permukaan sudah hampir habis, Freeport masih tetap bisa beroperasi. Pasalnya, Freeport masih memiliki cadangan bijih mineral sampai tahun 2057 mendatang.

"Ini situasi yang sangat kritis bagi kami, mengingat kami tidak bisa berhenti berinvestasi. Kalau kami berhenti, maka tidak akan ada sama sekali produksi sehingga persiapan tambang bawah tanah ini dilakukan," ucap Rozik. [Antara| AFP]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment