.

Mahasiswa Katolik Kampanye Sadar Bahaya HIV-AIDS

ABEPURA (JAYAPURA) - Mahasiswa Katolik di Abepura, Kota Jayapura Papua melakukan kampanye bahaya virus HIV-AIDS dengan melakukan long march, membagi pita, selebaran,  dan berorasi sepanjang Jalan Raya Sentani, mulai dari kampus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) Padang Bulan hingga lapangan Mega Futsal Abepura, Selasa siang (4/12).

Ketua Panitia Aksi Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Katolik USTJ (UKM-KMK), Kaleb Hendrikus Yenusi mengatakan, aksi pihaknya untuk memperingati Hari AIDS Se-dunia (HAS), sekaligus menyadarkan generasi muda Papua akan bahaya virus HIV-AIDS.

“Kita membuat aksi dengan tema, Generasi Muda Papua Mari Kitong Sadar Akan Bahaya HIV-AIDS. Kita membagi 500-an selebaran kepada warga yang lewat. Tujuannnya, kitamau menyadarkan  generasi muda akan bahaya AIDS,” kata Kaleb kepada tabloidjubi.com, Selasa siang (4/12).

Mereka membagikan sekitar 38 bunga, selebaran, pita selama satu jam hingga berakhir di Lingkaran Abepura dan kampus USTJ. Awalnya mereka berencana untuk membuat seminar yang menghadirkan Komisi Penanggulangan AIDS Papua sebagai narasumber, dinas kesehatan provinsi Papua dan tokoh agama untuk menyatukan persepsi.

Menurut rilis mereka, data dinas kesehatan provinsi Papua menyebutkan, hingga Maret 2012, jumlah kasus HIV-AIDS di Papua sebanyak 12.187 kasus. Akhir tahun lalu, jumlah kasusnya jauh di bawah tahun 2012, yaitu sebanyak 10.522 kasus. Itu berarti naik 1665 kasus hingga Maret 2012.

Menurut usianya, jumlah kasus dialami usia antara 15 hingga 49 tahun sebanyak 11.062 kasus. Jumlah tertinggi dialami usia antara 25-49 tahun yaitu 7.146 kasus, menyusul usia 20-24 tahun sebanyak 2.740 kasus. Sementara pada usia 15-19 tahun sebanyak 1.176 kasus.

Ketua UKM KMK USTJ Marcelino Yomkondo mengatakan, semestinya generasi muda Papua menyadari bahaya virus HIV ini. Menurut dia,  pembunuhan secara halus terhadap orang Papua jika rentan melakukan hubungan seks berisiko. “Saya sepaham, karena melihat realitas. Minuman keras dan prostitusi juga sebagai penyebab virus ini. Mestinya Pemda membuat peraturan daerah ini,” katanya. (TabloidJubi)
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment