.

16 Hari Terisolir, Ribuan Korban Longsor Papua Belum Tertangani

SENTANI (JAYAPURA) - Kepala Dinas Sosial Papua Johanes Safkaur mengatakan bahwa ribuan korban longsor di Distrik Umage dan Gundage, Kabupaten Tolikara, belum tertangani hingga Jumat (22/03/2012).

Pasalnya, distribusi sebanyak enam ton bantuan logistik untuk para korban terkendala sarana transportasi. Di mana tidak ada pesawat ataupun helikopter yang dapat diterbangkan ke daerah tersebut. Padahal para korban sudah terisolir sejak 7 Maret lalu. Dan hingga kini, kondisi mereka semakin mengenaskan.

"Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Dinas Sosial Papua telah menyiapkan enam ton bantuan, seperti makanan cepat saji, pakaian dan selimut. Tapi, seluruh bantuan masih tertahan di Bandara Sentani, karena pesawat pengangkut belum tersedia. Kami masih berkoordinasi dengan pihak penerbangan," kata Safkaur di Jayapura.

Safkaur menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya belum mengetahui adanya korban jiwa ataupun luka-luka, serta kerugian material. "Sampai saat ini belum ada data resmi tentang korban dan jumlah warga yang terisolir. Kami masih mengupayakan distribusi bantuan dulu," ujarnya.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpau mengaku prihatin atas kejadian longsor yang terjadi di Distrik Umage dan Gundage. "Kami baru mengetahui setelah ada kunjungan Gubernur terpilih Lukas Enembe dan pemberitaan di media massa," ujarnya.

"Namun, saat ini kami sudah memerintahkan Kapolres Tolikara agar segera melakukan tindakan cepat untuk membantu warga," lanjutnya.

Ditemui terpisah, Bupati Tolikara Usman Wanimbo mengatakan bahwa daerahnya sangat rawan bencana. "Daerah kami memang rawan bencana, seperti gempa bumi, tanah longsor. Longsor di Distrik Umage dan Gundage terjadi pada 7 Maret lalu. Saat ini, kondisi masyarakat di sana sangat mengkhawatirkan," terangnya.

Untuk membantu warga, lanjut Usman, pihaknya telah menerjunkan tim pemulihan bencana. "Tim ini kami siapkan dengan dana awal Rp 2 miliar, untuk bantuan berupa makanan, tenda dan obat-obatan. Ini langkah awal. Untuk jangka panjang pembangunan gereja, rumah penduduk dan lainnya. Tim akan langsung di bawah kendali bupati untuk rekontruksi. Bupati akan melaporkannya ke gubernur dan pemerintah pusat," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dia menerangkan bahwa longsor di Distrik Umage dan Gundage terjadi pada 7 Maret lalu. Namun, belum terpublikasi dengan baik, karena lokasi bencana yang berada di daerah pegunungan dan tanpa akses komunikasi maupun transportasi.

"Kami harapkan bantuan dari semua pihak untuk meringankan penderitaan warga di sana," katanya.

Sementara itu, Kabid Humas Kementerian Sosial Beny Setia Nugra mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan soal longsor di Distrik Umage dan Gundage. "Namun kami akan usahakan bila butuh bantuan untuk penerbangan," paparnya.

Seperti diketahui, bencana longsor di Distrik Umage dan Gundage terjadi pada 7 Maret lalu. Longsor mengakubatkan ratusan rumah, enam gereja, sekolah dan sebuah klinik rusak parah.

Ironisnya, bencana baru terpublikasi saat Gubernur Lukas Enembe serta Ketua Perseketuan Gereja Papua Pendeta Lipiyus Biniluk, dengan menggunakan helikopter mengunjungi daerah tersebut.

"Saya dan Pendeta Lipiyus menggunakan helikopter ke sana dan melihat langsung kondisi para warga di sana. Mereka terisolir dan hanya bisa melambaikan bendera minta tolong saat helikopter mendekat. Kami sendiri tak bisa turun ke lokasi, dan hanya menderat di sebelahnya," kata Lukas. [SuaraPembaruan]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment