.

Pidato Perdana Gubernur Papua : Gerakan Peradaban Baru bersama Menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera

KOTA JAYAPURA - Setelah resmi dilantik, Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP., M.H. menyampaikan pidato pertamanya di depan ribuan rakyat Papua yang hadir di Stadion Mandala, Selasa (09/04/2013) lalu. Dimana dalam pidatonya disampaikan  pemikiran, harapan dan tujuannya sebagai seorang pemimpin Papua.

Pidato pertamanya itu diberikan judul "Gerakan peradaban baru bersama menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera ". Berikut kutipan pidatonya.

Hari ini saya (Lukas Enembe) dan Klemen Tinal berdiri disini adalah sebagai hasil doa bapak, mama dan sudara-sauda sekalian.  Hari ini adalah kemenangan milik kita semua, kemenangan seluruh rakyar Papua. Dalam kedamaian dihadapan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan hadapan ribuan rakyat Papua dilapangan Mandala ini, Saya Lukas Enembe sebagai Gubernur Papua dan Klemen Tinal sebagai Wakil Gubernur Papua telah dilantik dan diambil sumpah untuk memimpin Papua periode 2013 -2018.

Pelantikan Saya dengan Klemen Tinal, S.E., M.M. ini, merupakan berkat Tuhan yang maha kasih, jika yang lalu Lukas Enembe adalah milik rakyat kabupaten Puncak Jaya dan  saudara Klemen Tinal adalah milik rakyat kabupaten Mimika, maka dimulai hari ini, Selasa (9/4) kami berdua adalah milik seluruh rakyat Papua.

Hari ini kita semua membuka lembaran baru, menuju peradaban baru di negeri ini, di Tanah Papua. Izinkan kami atas nama pribadi dan keluarga atas nama rakyat Papua menghaturkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, kepada bapak Barnabas Suebu dan Alex Hesegem yang telah memimpin Papua pada periode 2006-2011, karya, jasa dan bakti yang telah diberikan kepada rakyat Papua akan tercatat dalam lembaran sejarah di tanah ini.

Selain itu juga tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Penjabat Gubernur Syamsul Arief, dan penjabat Gubernur Constan Karma yang telah memimpin Papua dimasa transisi dengan penuh damai. Hal-hal baik yang telah dilakukan oleh penjabat, akan kami lanjutkan seiring dengan akan melakukan penataan di dalam mengelola pembangunan, pemerintahan dan pelayanana public.

Hari ini sejarah Papua mencatat bahwa kita semua telah berhasil melampaui ujian sejarah yang termahal dan terpenting ini, dimana kita telah berhasil melaksanakan pemilihan Gubernur secara Demokrasitis, Jujur dan tertib dan damai.

Proses pemilihan gubernur yang  damai itu memberikan contoh, pada daerah lain di Indonesia bahwa rakyat Papua semakin matang dalam berdemokrasi. Kita juga telah berhasil membanguna papua dengan damai dan penuh kasih, bapa, mama, tente, om dan adik-adik ku, saudara-saudara papua yang telah berhasil membangun demokrasi Papua. Ini adalah awal peradaban baru di Tanah Papua. Ini adalah hari kemenangan seluruh rakyat Papua, dari Merauke sampai Supriori, dari Nabie sampai Keerom, dari Mimika samai Sarmi , dari Paniai  sampai Pengunungan Bintang mari kita bangun peradapan baru Papua, peradapan yang mengangkat harkat dan martabat orang Papua.

Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan penghargaan yangdan  setulus-tulusnya kepada MRP , DPRP, KPU daerah Papua KPU se-Kabupaten/Kota Papua Panwaslu se-Papua, Kapolda dan jajarannya, Kodam XVII/Cenderawasih dan jajarannya, aparatur pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, komunitas masyarakat sipil dan insane pers dalam menyukseskan proses demokrasi di Papua .

Hasil proses demokrasi Papua ini mencerminkan harapan rakyat Papua untuk regenerasi kepemimpinan di Papua, harapan rakyat yang tinggi kepada generasi Papua adalah kepercayaan sekalis tantangan kepada kami bedua. Kita semua ini mengujudkan peradapan baru bersama kita juga jaga hak-hak sosial sejarah Papua.

Dihari yang bersejarah ini saya dan Klemen Tinal ingin menyampaikan rasa hormat kami kepada Habel Melkias suwae, Yop kogoya, MR Kambu, Blasius Pagake, Elex Hesegem, Mathen Kayoi, Welington Wenda, Wenan Watori, Noack Nawipa dan Jhon Yop atas kesertaannya dalam demokrasi rakyat Papua. Mereka adalah putra-putra terbaik Papua yang telah memberikan andil demi kemajuan demokrasi Papua, walaupun Pilkada ini telah berakhir kami yakin pengabdian mereka kepada rakyat tidak akan berakhir. Dalam pemilihan gubernur kalah atau menang adalah hal biasa, dalam demokrasi kita semua adalah pemenang bagi rakyat Papua, masa persaingan telah selesai kini masanya untuk bersatu, kini masa bertindak dan bekerja, kini saat kita bersatu dalam kreasi bersama, mari kita bersatu menyatukan langkah, pikiran untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan Papua. Saudara-saudara yang kami cintai ditengah suasana ini kita menghadapi tantangan berat yaitu membebaskan generasi dari 6 K yakni Bebas dari Kemiskinan, Kebodohan, Keterbelakangan, Ketertinggalan, Keteisolasian dan Ketidakadilan.

Perjalanan kita masih panjang, tetapi perahu Papua akan terus berlayar, perjalanan Papua tidak lengkap jika bapa dan mama, saudara-saudara masih hidup dalam kegelapan dan keterisolasian, perjalanan Papua tidak lengkap jika bapa dan mama masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, kehidupan bapa dan mama tidak lengkap jika masih sulit untuk mendapatkan pelayanan pendidian yang baik, perjalanan pendapatan yang layak, mari kita tanamkan semangat optimieme untuk menghadapi tantangan yang dihadapi.

Dihadapan generasi Papua saat kita menjalani peradaban baru, perapan baru menuju Papua baru yang menjunjung tingginilai-nilai kasih mengasihi, bersamaan keadilan, gotong royong, kesantunan, kesederhanaan dan keterbukaan. Nilai-nilai mulia  harus kita sebarkan dan tebarkan diseluruh tanah Papua. Dengan beradapan baru ingin kita wujudkan image kehidupan baru bagi Papua. Kita juga ini tunjukan pendekan baru, strategi baru, kebijakan baru dan hubungan social baru antar sesama bangsa di republik ini, maka kami akan letakkan visi Papua baru menuju peradapan baru dalam kebijalan pembangunan yang lebih memihak kepada rakyat, mengapa Papua harus bangkit.

Ada yang mengatakan  Papua raksasa yang sedang tidur, atau raksasa yang mulai bangun dari tidurnya, namun saya mengajak kita semua pada saat ini, detik ini juga raksasa Papua harus bangun, kita harus tegakan harkat dan martabat Papua, kita harus menemukan win-win solution bagi semua pihak, kita juga berjuang agar rakyat lebih sejahtera, satu rupiah pun yang jatuh diatas tanah ini harus digunakan dengan baik untuk perubahan kehidupan orang Papua. Orang Papua tidak boleh lagi miskin diatas kekayaannya, kue pembangunan harus dibagi dengan adil dan tepat, tidak boleh makan sendiri tetapi merata untuk rakya Papua. Kami juga berusaha agar hak-hak dasar orang Papua terpenuhi, kami akan perbaiki kebijakan-kebijakan sektor pendidikan, kesehatan ekonomi rakyat badan infrastuktur. Untuk itu perlu kebijakan baru dalam mengelola pembanguna di Papua yaitu kebijakan untuk semua rakyat  Papua.

Saudara-saudari kita sadar bahwa persoalan banyak di tanah Papua ini tidak mungkin kita dapat selesaikan dalam tempo 100 hari, saya dan wakil gubernur tidak mungkin dapat menyelesaikan tantangan ini tanpa dukungan seluruh rakyat Papua.

Dari lapangan Mandala ini diatas tanah firdaus diatas tanah harapan, kami mengajak semua komponen rakayat Papua untuk melakukan perdamaian, solidaritas, sosial dari kita semua.

Diakhir pidato ini saya mengajak kita untuk melebur satu sama lain, berjabat tangan satu sama lain jangan ada lagi pengkotak-kotakan di atas tanah Papua mari kita jaga bahwa orang Papua cinta damai dan terbuka, perubahan milik siapa saja bersama-sama masyarakat Papua, masyarakat agama, kita semua bergandengan tangan menwujudkan Papua tanah damai, bukan hanya dengan kata-kata tetapi harus dengan perbuatan dan tindakan nyata dari kita semua, bersama-sama kita juga kita jaga hak-hak sosial dan buadaya dalam stiap langkah pembangan, sebaga satu kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita juga harus melakukan pembangunan yang tulus keluar dari dalam hati seluruh penduduk Papua. Papua kita saksikan hari ini adalah simetris pemerintah agama, budaya agar kita hidup rukun dan harmonis dari dalam dalam perbedaan. Ini lah kentayataan kehidupan papua yaitu Kasih menembus perbedaan. Jangan lihat kami dengan kulit tetapi lihat kami dengan hati, bersama kita pupuk sanubari Papua untuk semua dan semua untuk Papua.

Saudara-saudaraku disaksikan deburan ombat di pasifik hembusan angin di Pengunungan Cartenz saya Lukas Enembe dan Klemen Tinal bertekat membangun suatu peradaban baru di Tanah Papua bersama Papua harus bangkit, bersama Papua harus mandiri, bersama Papua harus sejahtera. Semoga Tuhan memberkati kita semua. ****

Papua yang kita saksikan hari ini adalah budaya dan agama.. Jangan lihat kami dengan kulit tetapi lihat kami dengan hati,

Semua untuk Papua. Disaksikan deburan ombak Laut Pasifik, saya dan Klemen Tinal kita akan membangun tanah ini.

[SalamPapua]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment