.

Pukul Junikar Pakondo dan Edi Horas Purba, John Richard Banua dan Wempi Wetipo Langsung Minta Maaf

WAMENA (JAYAWIJAYA) – Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya meminta maaf kepada Kepala Bandara Jayawijaya, Junikar Pakondo bersama staf koordinator bagian ATC, Edi Horas, pascapemukulan oleh Wakil Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua dan Kepala Dinas Perhubungan Jayawijaya, Minggu (07/07/2013) sore lalu.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Jhonny Edison Isir, SIk dari Wamena mengemukakan, Bupati John Wempi Wetipo bersama Wakil Bupati Jhon Richard Banua langsung meminta maaf terhadap korban, Pakondo dan Edi, malam pascakejadian pemukulan.

“Wakil Bupati langsung mendatangi korban dan mengajukan permohonan maaf, bahkan tadi pagi  bupati juga ikut menyampaikan permohonan maaf kepada korban. Diduga kejadian itu disebabkan karena adanya miskomunikasi kecil,” ungkapnya, Senin (08/07/2013).

Jhonny menerangkan, memang kasus pemukulan korban itu sempat mau dilaporkan kepada Polres Jayawijaya namun tidak jadi karena korban masih memilih melakukan tugasnya sebagai Kepala Bandara Jayawijaya dengan tujuan melakukan aktivitas demi pelayanan kepada public.

“Namun kami akan siap menindaklanjuti laporan korban bila memang korban telah melaporkan kejadian yang menimpanya kepada Polres Jayawijaya. Sementara ini saya selaku Kapolres Jayawijaya belum menerima korban melaporkan kejadian yang menimpanya kepada Polres Jayawijaya,” terangnya.

Sementara itu, dari Wamena, pantauan media ini kemarin, buntut dari pemukulan itu, Pegawai Kementerian Perhubungan Bandara Wamena melakukan demo dengan menutup Bandara, pagi sekitar Pukul 10.00 WIT. Akibatnya, aktifitas penerbangan dari Wamena ke Jayapura dan sebaliknya lumpuh selama dua jam.

Demo para pegawai ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada teman dan pimpinan mereka yang dipukul Minggu (07/07/2013) lalu.

Pantauan Papua Pos, para pegawai terlihat berkumpul di bawah tower, beradu argumen dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayawijaya yang ditemani staf ahli bupati membicarakan mogok yang dimediasi Wakapolres Jayawijaya.

Pembicaraan dilanjutkan ke dalam Kantor Bandara setelah Kapolres Jayawijaya, AKBP Johny Eddison Isir, SIK, MTCP tiba di Bandara. Selain Kapolres turut hadir dalam pertemuan itu, Dandim 1702 Jayawijaya, Kepala Kejaksaan Negeri Wamena, Ketua Pengadilan Negeri Wamena, Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya dan Ketua LMA.

Dalam pertemuan itu, Kapolres meminta kepada para pegawai untuk tidak melakukan aksi yang bisa merugikan pelayanan kepada masyarakat luas terutama dalam hal angkutan, melihat Wamena hanya bisa dijangkau dengan mengunakan pesawat udara. Tidak ada alternatif lain.

Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo, SH, MH pada pertemuan itu menyampaikan  permintaan maaf atas kejadian yang dialami oleh pegawai dan kepala Bandara dan meminta aktifitas Bandara bisa dijalankan kembali. Bandara Wamena kembali beroperasi setelah hampir dua setengah jam tutup. Beroperasinya Bandara Wamena dengan terbangnya pesawat cargo dari apron 2 menuju Jayapura.

Pemukulan terhadap kepala Bandara Wamena, Junikar Pakondo dan staf ATC Edi Horas Purba terjadi pada Minggu (07/07/2013) sore sekitar pukul 17.40 WIT di apron 1 Bandara Wamena tepatnya di depan ruang VIP.

Junikar Pakondo kepada wartawan mengatakan, pemukulan terjadi saat dirinya menjelaskan alasan pelarangan penerbangan Pesawat Walesi Air yang akan menuju Jayapura. Katanya, ada permintaan extion dari Pemda dan pihaknya sudah kordinasikan ke Sentani walau sebelumnya pihak Sentani menyatakan aktifitas tutup jam 5 sore.

“Akhirnya Sentani mau menerima tapi kru pesawatnya tidak mau lagi terbang karena alasan regulasi yang menyatakan bahwa setelah sunset tidak lagi bisa beroperasi, tidak lama setelah saya turun dari pesawat saya dipukul, ditendang dan diinjak-injak setelah itu saya diamankan ke pemadam kebakaran,” jelas Junikar.

Lanjutnya, setelah melaporkan kejadian yang dialami di Polsek KP3 Udara Wamena, dirinya bersama stafnya ke rumah sakit untuk mengambil visum. ”Kita serahkan ke proses hukum,” tegasnya.

Sementara itu staf ATC Edi Horas Purba menyampaikan dirinya dipukuli setelah pimpinannya dipukuli. Pemukulan terhadap dirinya dilakukan oleh sekitar 7 orang. ” Setelah Kabandara dipukuli mereka serang saya, ada sekitar 7 orang, saya dengar pejabat yang menyuruh memukul, ada memar di bagian pinggang saya,” ujar Edi. [PapuaPos| PapuaPos]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment