.

Tragedi Berdarah Tinju Nabire adalah Musibah

KOTA JAYAPURA – Tragedi Berdarah di GOR Kota Lama, Kabupaten Nabire, Minggu (14/07/2013) lalu adalah sebuah musibah diluar arena ring tinju.

Bahkan dari hasil pertemuan dengan seluruh pihak termasuk korban rusuh tinju, bersepakat bahwa kasus tinju di Nabire adalah musibah yang sulit untuk ditolak.

Hal itu dikemukakan Kapolda Papua, Irjen Pol M. Tito Karnavian, Minggu (21/07/2013)  di kediamannya Dok V Jayapura-Papua saat menerima kunjungan PB Pertina Pusat sebelum bertolak ke Nabire.

PB Pertina masing-masing Wakil Ketua Umum, Yopi Papilaya dan Ketua Bidang Wasit Hakim, Agung Syamsulhadi bersama Pengprov Pertina Papua.

Tito Karnavian yang baru saja kembali dari Nabire, mengatakan semua peristiwa yang terjadi saat itu diterima sebagai sebuah musibah.

“Semua menerima sebagai sebuah musibah, dan Bupati telah menyantuni keluarga yang duka sebesar 20 juta,” ungkap Kapolda Papua. Kata Kapolda Tito, dari hasil penyelidikan di lapangan, koordinasi aparat di lapangan selama itu baik dan cukup maksimal.   Perhelatan olahraga Bupati Cup, bukan hanya olahraga tinju saja, akan tetapi pertandingan Basket, Voly, Atletik, Bola dan Renang. Tito  berharap, PB Pertina bisa menyampaikan dari sisi tinju, bahwa rusuh tersebut adalah sebuah musibah.

Hanya saja dari sekian cabang-cabang yang dipertandingan, lanjut dia, cuma cabang tinju yang bermasalah alias rusuh. Panitia pelaksana Bupati Cup justru tidak sedikitpun meminta bantuan ke aparat. Hanya saja mereka minta keamanan dari polisi, TNI dan Satpol PP masing-masing dua orang.

Dia mengaku,  korban justru meninggal diluar gedung, karena berdesak-desakan keluar gedung. Tito merinci pengisian seluruh penonton dikenakan karcis. Namun, memasuki babak final dibebaskan masuk oleh Bupati.

Wakil Ketua Umum PB Pertina Pusat Yopi Papilaya mengatakan, kedatangan PB Pertina ke Nabire Papua adalah dalam rangka pendampingan untuk Pertina di Nabire. Apalagi Papua sebagai gudangnya atlit, kususnya cabang tinju, dikuatirkan dengan peristiwa itu, semua orang tidak mau mengurus tinju.

Alasan lain, kata Papilaya, kehadiran PB Pertina ke Nabire nantinya, agar mereka (Pertina Nabire) merasa tidak sendiri.

Seperti dikabarkan sejumlah media, dalam kejadian rusuh tinju maut itu,  17 korang dikabarkan meninggal dunia, 6 orang diantaran  dikirim kamung halamannya di Dogiyai dan satu warga  Makasar telah dikirim ke Sulawesi Selatan-Makasar. Sisahnya,  dimakamkan di Nabire dan Wondama. Sementara 36 korban luka-luka, termasuk dua orang yang dievakuasi ke Jayapura sudah sadar,  tetapi masih mengalami pendarahan.

Direncanakan dua petinggi PB Pertina Papua itu akan bertolak ke Nabire pada Senin, (22/7) didampingi Ketua Komisi Pembinaan Prestasi Pegprov Pertina Papua, Beny Maniani. [TabloidJubi]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment