.

Uang Damai Konflik Antara Eksekutif dan Legislatif Nduga Senilai RP 18 Miliar

NAPUA (JAYAWIJAYA) - Perang antar suku di Kabupaten Nduga, Papua, yang terjadi sejak Mei 2013 berakhir. Perdamaian ditandai dengan prosesi patah panah diantara dua kubu yang bertikai. Selain itu Rp 18 miliar dana APBD Kabupaten digelontorkan sebagai uang perdamaian dan ganti rugi sepanjang perang suku berlangsung.

Prosesi perdamaian digelar di Lapangan Jilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jawawijaya, Minggu (14/7/2013). Hadir dalam prosesi itu Bupati Ndunga Yairus Gwijangge yang mewakili kelompok bawah dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ndunga Eliaser Tabuni yang mewakili kelompok atas. Prosesi disaksikan oleh Muspida, Kapolres, Dandim, tokoh masyarakat, dan kepala perang kedua belah pihak.

"Perdamaian ini merupakan upaya kerja keras yang dilakukan tim 10 yang dipimpin Kapolres Jayawijaya," ujar Yairus Gwijangge dalam penyampaian pesannya di hadapan tamu undangan.

Yairus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Ndunga, Lanny Jaya, yang terkena dampak perang suku tersebut. "Selama empat bulan lakukan perang saudara mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan mengorbankan harta benda dan kehilangan tempat tinggal," katanya.

Dia meminta sekat masyarakat atas dan bawah dihapuskan, tidak ada lagi kelompok atas atau bawah. "Jujur saya katakan, bahwa saya trauma dengan konflik ini," ujar bupati.

Sementara itu, perwakilan kelompok atas, Elieser Tabuni, meminta kedua kelompok harus meninggalkan kebiasan perang antar suku. "Ke depan rakyat Ndunga tidak boleh ada lagi perang dan pertikaian. Ke depan rakyat Ndunga harus siap berdialog dan musyawarah," kata Elieser.

Sebelumnya, pertikaian antar dua suku ini dipicu atas tewasnya Eka Tabuni, anggota DPRD Kabupaten Ndunga, Papua, setelah dianiaya tiga orang pelaku dari masyarakat Mafunduma, Rabu (29/5/2013) sekitar pukul 15.00 WIT.

Motif para pelaku menganiaya hingga tewas korbanya karena Eka diduga pelaku pembunuhan salah seorang kerabat pelaku yang bekerja sebagai Kabag Umum di Kabupaten Wamena.

Korban dianiaya di Sentani, Jayapura, setelah sebelumnya dikuntit oleh para pelaku. Korban mengalami luka-luka cukup parah di sekujur tubuhnya, diduga akibat hantaman benda tumpul dan senjata tajam yang dihujamkan pera pelaku ke Eka Tabuni.[Detik]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment