.

Berbagai Paguyuban Warnai Peringatan 25 Tahun Grasberg

TEMBAGAPURA (MIMIKA) – Belasan paguyuban dari  berbagai suku dan agama sejak Jumat hingga Sabtu (23-24/05/2013). Dari pagi hingga sore mewarnai lapangan Sepakbola Tembagapura, Milepost 68, Tembagapura dalam rangka peringatan 25 tahun beroperasinya Grasberg sebagai salah satu area operasi PT Freeport Indonesia.

Paguyuban dari lebih dari 30.000 karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) ini nampak menunjukan berbagai atraksi yang menjadi ciri khasnya, demi merayakan peringatan 25 tahun beroperasinya PT Freeport Indonesia di Grasberg yangbertemakan, “Mahakarya Tanah Papua Untuk Bangsa”.

Paguyuban yang hadir diantaranya Pungga Batara – Batak, Ikatan Keluarga Minang, Ikatan Keluarga Sriwijaya, Mitra Riung Gunung, Paguyuban Ngayogyakarta, Arema Malang, Kerukunan Keluarga Besar Sulawesi Utara (KKBSU), Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Kerukuan Keluarga Toraja Tembagapura, Kerukunan Keluarga Flobamora Timor, Kerukunan Keluarga Maluku, Kerukunan Keluarga Papua, Solo Raya, Paguyuban Pasundan, Persatuan Wanita Tembagapura, Himpunan Masyarakat Muslim serta Palang Merah Indonesia.

 Seperti diakui ketua Panita 25 tahun Grasberg, Muhammad Hartono, kegiatan ini dilangsungkan guna mempererat para pekerja yang berada di Tembagapura.

“Kegiatan ini lebih diperuntukan untuk pekerja semua, jadi kita bersama. Dari kita oleh kita dan untuk kita,” ujar Hartonokepada Salam Papua di Sporthall Tembagapura, Sabtu (25/5).

“Makanya kita libatkan semua unsur yang bekerja di grasberg. Mulai dari operation maupun maintenance. Semuanya yang bekerja di grasberg,” tambahnya.

Menurut dia, bazar ini merupakan cara menghidupkan paguyuban dari semua unsur dan suku yang ada di Tembagapura.

“Semua unsur-unsur, semua suku dari Sabang sampai Merauke di Tembagapura, karenanya mulai tadi pagi kita lakukan bazar paguyuban, yang kita harapkan mengungkapkan semua kesenian yang berasal dari daerahnya masing-masing dan itu saya kira cukup berhasil. Bahkan 15 paguyuban yang berpartisipasi sejauh ini merupakan jumlah terbanyak selama ini. Selama pernah dilakukan dalam acara-acara seperti ini,” jelasnya.

Alasan PTFI menyediakan paguyuban sebagai bagian utama dalam perayaan ini, lanjutnya, karena paguyuban merupakan bentuk kebhinekaan bangsa Indonesia yang ada di Tembagapura juga.

“Kenapa per-paguyuban? Karena kami, ke-Bhineka-an ada di Grasberg. Di Grasberg itu nama-namanya berasal dari nama-nama daerah orang orang yang membangunnya. Ada Kaimana, ada Toba, ada Toba Road, ada Dump Blitar, Dump Bali, ada Gar Cartenz , ada Gar Koteka. Semua dinamakan sesuai dengan nama-nama orang yang membangun,” papar dia sembari menyatakan bahwa, Grasberg  telah dibangun oleh seluruh suku dari penjuru tanah air, sehingga hal itulah yang menjadi alasan adanya bazar ke-bhineka-an ini.

Diungkapkannya juga, tidak hanya melakukan bazar paguyuban, panitia pun memperingati perayaan ini dengan melaksanakan ziarah di Monumen Korban Longsor di Big Gossan, pada Maret 2013 lalu yang menelan 11 korban jiwa.

“Kita harus mengingat sejarah kita yang menyedihkan itu dan karena itu kita harapkan tidak terulang lagi,” tandasnya.[SalamPapua]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment