.

Puncak Cartenz tidak Pernah Diganti menjadi Puncak Tito

KOTA JAYAPURA - Marketing Manager PT. Adventure Carstensz Minggus Renayan meluruskan adanya informasi tentang Kapolda Papua Irjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, MA, Ph.D. mengganti nama gunung atau Puncak Cartensz menjadi Puncak Tito.

Informasi itu beredar, ketika Tito Karnavian berkunjung ke Carstensz Pyramid dengan ketinggian 4884 mdpl pada, Minggu, 20 April 2014 sekitar pukul 07.11 WIT. Yang kemudian sejumlah media menuliskan bahwa Tito Karnavian mengganti nama Puncak Cartensz menjadi Puncak Tito. Padahal yang sebenarnya terjadi di "Bale-Bale Gelapa" diberi nama "Titik Koordinat Tito Karnavian".

"Selaku masyarakat lokal di kawasan Puncak Cartens khususnya suku Moni, kampung Ugimba meluruskan, bahwa apa yang dibicarakan di media itu salah. Yang betul tidak ada pergantian nama melainkan Seorang Jenderal Bintang Dua hanya membuat Titik Koordinat pada puncak. Dan itu biasanya selalu dibuat oleh para pendaki," jelasnya kepada Cenderawasih Pos.

Pertama Cartenz Piramit adalah salah stau Seven Summit (7 Puncak Tertingi di Dunia), lanjutnya, yang mana Kapolda Papua mengunjungi Puncak Cartensz untuk memastikan segi keamanan di sekitar puncak dan juga datang melihat langsung penomena alam yang ada di puncak.

"Turis sudah semakin banyak datang ke Puncak Cartens selama kurun 5 tahun terakhir, melalui kampung Ugimpa Kabupaten Intan Jaya perbatasan Sugapa Kabupaten Timika. Beliau sampe disana, tujuannya melihat dan memastikan turis yang mendatangi Puncak Cartens dan kemudian melihat objek wisata," katanya.

Bahkan Minggus mengklaim, sebelumnya tidak ada pemerintah Provinsi Papua maupun pusat dalam hal dinas Pariwisata atau tokoh pemerintah yang menaklukan Puncak Cartens. "Hanya Tito Karnavian yang mampu menaklukannya dan ini juga karena kepeduliannya," ujarnya.

Dengan adanya titik koordinat yang dibuat oleh Tito Karnavian, ungkapnya, hal itu tentunya diharapkan untuk menambah minat turis datang.

"Kalau turis melihat bahwa seorang jenderal bintang dua sudah menginjakkan kakinya ke Puncak ini. Ini berdampak kepada opini yang baik bagi puncak Cartensz," tukasnya.

Apabila wisatawan asing berdatangan ke Puncak Cartensz ini, tentunya hal itu akan berdampak baik bagi devisa negara.

"Cartensz ini juga dikenal rawan dari segi keamanan. Tentunya kita mau menghiangkan image itu. Jangan sampai kesannya puncak ini buruk untuk dikunjungi," katanya.

Bahkan pada kesempatan ini, ungkap Minggus, bersama masyarakat lokal sudah sepakat dengan polisi, guna dibentuknya polisi pariwisata.

"Polisi pariwisata itu masyarakat lokal sendiri, supaya memberikan rasa aman kepada wisawatawan lokal mau pun asing yang datang. Dan tentunya, hal ini karena setiap wisatawan asing harus meminta ijin dari polisi," katanya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulityo Pudjo menuturkan Kapolda Papua salah satu pejabat Polri yang senang mencintai alam, senang menyelam dan senang mendaki gunung.

"Karena kebetulan lagi bertugas di Papua. Akhirnya beliau (red,) menginginkan untuk mendaki satu dari Sevent Summit yang ada di dunia. Dimana Puncak Cartensz salah satunya dan ada di Indonesia di wilayah Papua," katanya. Dimana kebetulan pada saat ada di Timika, Kapolda menyempatkan diri untuk memanjat.

"Kemudian dengan adanya isu penamaan dan lain-lain tentang Puncak Cartensz. Menurut kami itu karena ketidak tauan media menulis, tentang setiap pecinta alam khususnya mendaki gunung, biasanya memasukkan namanya ke dalam poin GPS. Dan biasanya itu dilakukan pada titik koordinat terakhir," jelasnya.

Pudjo menambahkan, penulisan nama disetiap titik-titik terakhir pada pendaki itu dilakukan semua para pendaki gunung di dunia.

"Jadi bapak Kapolda tidak pernah mengklaim atau ada orang yang merubah nama puncak Cartensz menjadi puncak Tito. Itu tidak betul," tandasnya. [CenderawasihPos]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment