.

Komunitas Masyarakat Adat Papua Anti Korupsi (KAMPAK) Ajak Masyarakat Peduli Busung Lapar di Tambrauw

KOTA JAYAPURA - Lembaga Swadaya Masayarakat (LSM) Komunitas Masyarakat Adat Papua Anti Korupsi (KAMPAK) mengajak masyarakat ikut peduli terhadap kasus kemanusiaan busung lapar yang terjadi di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Umum Nasional Papua Barat LSM KAMPAK Papua, Dorus Wakum, ke tabloidjubi.com, melalui telepon dari Jayapura, Kamis (4/4). “Kami turut berduka atas musibah kemanusiaan busung lapar yang terjadi di Kabupaten Tambrau-Provinsi Papua Barat,” katanya.

Untuk itu, kata Dorus, pada kesempatan ini pihaknya mengundang solidaritas warga Manokwari untuk hadir dalam aksi demo damai kemanusiaan dengan membagi seribu bunga rose atas duka busung lapar di Kabupaten Tambrauw. “Aksi kemanusiaan ini akan dilakukan pada hari Jumat (5/4), pukul 09.00 WIT, bertempat di perempatan Makalo atau samping Gereja Heben Heizer Manokwari,” tuturnya.

Dorus menjelaskan, agenda aksi hanya terkait kemanusiaan atau solidaritas kemanusiaan korban busung lapar di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, sehingga kepada semua pihak yang mau terlibat dan atas perhatian dan kasih sayangnya, dihaturkan terima kasih. “Aksi ini untuk menggugah hati masyarakat untuk peduli dan juga kepada pemerintah daerah baik Provinsi Papua, maupun Papua Barat untuk bisa peduli dengan kasus yang sudah terjadi. Sehingga masyarakat yang ada bisa tertolong,” tandasnya.

Sebelumnya dari pemberitaan media ini, terungkap masyarakat di Distrik Kwor, baik Kampung Jocjoker, Kampung Kosefo, Kampung Baddei, Kampung Sukuwes, dan Kampung Krisnos, tengah dilanda wabah yang terjadi kurang lebih sejak November 2012 lalu. Wabah ini menyebabkan masyarakat menderita busung lapar atau kurang gizi dan gatal-gatal. Hal ini dikatakan Yohanis Mambrasar dari Solidaritas Rakyat Peduli Kemanusiaan, dalam release yang diterima tabloidjubi.com, Minggu (31/3) pekan lalu.

“Penyakit yang diderita diantaranya busung lapar dan gatal-gatal karena pelayanan kesehatan yang belum pasti hingga Februari 2013 kematian mulai berjatuhan di Distrik kwor. Kampung-kampung yang mengalami kematian diantaranya: Kampung Baddei untuk orang sakit 250 orang dan meninggal 45 orang, Kampung Jokjoker orang sakit 210 dan meninggal 15 orang, Kampung Kosefo orang sakit 75 orang dan meninggal 35 orang,” kata Yohanis Mambrasar.

Menurut Mambrasar, pihaknya telah menemui beberapa warga di Distrik Kwor dan masyarakat mengaku tidak pernah mendapat pelayanan kesehatan. Setiap datang pengobatan ke Pustu di Distrik Kwor tidak ada mantri atau dokter di tempat, membuat mereka harus berjalan kaki ke Kampung-kampung lain yang ada pelayanan kesehatannya. [TabloidJubi]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment