.

Gubernur Enembe Minta Gereja-gereja di Tanah Papua, Bersatu

ELELIM (YALIMO) - Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe,SIP.MH, meminta gereja yang ada di Tanah Papua untuk bersatu, karena apabila gereja tidak bersatu maka persoalan di Tanah Papua ini tidak akan dapat diselesaikan terutama pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

Hal ini diungkapkan Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe,SIP.MH pada peresmian gereja Kemah Injil (KINGMI) di Elelim, Kabupaten Yalimo, peresmian gereja KINGMI tersebut dihadiri oleh Kapolda Papua Irjen Pol.M.Tito Karnavian,MA.PhD, perwakilan dari Pangdam VII Cenderawasih, Wakil ketua satu DPR Papua Yunuas Wonda dan Bupati Kabupaten Yalimo.

Sebelum meresmikan gereja KINGMI, Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe,SIP bersama Kapolda Papua Irjen Pol.M.Tito Karnavian,MA.PhD, perwakilan dari Pangdam VII Cenderawasih, Wakil ketua satu DPR Papua Yunuas Wonda dan Bupati Kabupaten Yalimo melakukan penanaman pohon secara simbolis di halaman kantor badan pemberdayaan masyarakat kampung.

Gubernur mengatakan, apabila umat tidak bersatu akan berdampak pada terjadinya peperangan dimana-mana dan pemekaran yang justru menimbulkan konflik luar biasa. Konflik yang terjadi bukan konflik biasa karena telah melibatkan umat gereja yang saling membunuh, hal ini timbul karena tidak adanya persatuan baik itu umat beragama maupun pemerintah sendiri.

“Itulah sebabnya dimana-mana terjadinya persoalan sosial yang membuat pihak keamanan sibuk, karena kita tidak menciptakan situasi yang aman di atas tanah ini,”kata Gubernur Papua Lukas Enembe.

Untuk itu, Gubernur meminta dan mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk bersatu terutama kepada gereja Kemah Injil agar mempertahankan injil di Papua seperti pada saat injil baru masuk di Tanah Papua, jangan terpengaruh dengan apapun seperti pemekaran. Karena Tuhan hanya datang membawa kata-kata Firman, Tuhan tidak membawa politik, jangan kita mengorbankan rakyat.

“Pemerintah sendiri telah bergandengan dengan pihak aparat kepolisian, DPR Papua dan MRP, untuk itu Saya minta kepada gereja mempertahankan injil masuk di Tanah Papua, jangan terpengaruh dengan perubahan yang terjadi karena banyak pemekaran hanya karena politik, mau jadi DPR atau Bupati saling kenapa harus membunuh. hal ini tidak diperkenankan diatas Tanah Papua, karena itu kita harus menjaga keamanan dan ketertiban,”ujarnya.

Jika keamanan terganggu, maka pembangunan akan terganggu juga dan pasti tidak akan berjalan dengan baik. Gubernur dan Wakil Gubernur mempunya bingkai besar yang namanya adat, agama dan pemerintah. Hal ini yang perlu ditunjukkan bahwa Papua berada dalam bingkai besar yakni bingkai pemerintahan, bingkai adat dan agama.

“Kepada tokoh adat dan agama serta masyarakat dapat menjaga pemerintahan yang ada sekarang, jangan sampai kita jatuh kemana-mana, jangan sampai salah menggunakan kekuasan. Oleh karena itu saya minta kepada gereja kemah injil di Tanah Papua berdoa untuk pemimpin agar tanah yang diberkati Tuhan ini betul-betul mendapat berkat dari Tuhan,”terangnya.

Lanjutnya, semua pihak harus mendukung pemerintahan ini. Tidak ada satu orangpun yang akan dikecewakan diatas tanah ini, pemerintah melindungi setiap orang yang ada diatas tanah ini.

Pada kesempatan tersebut Gubernur meminta kepada gereja Kemah Injil di Tanah Papua untuk melakukan rekonsialisasi secara menyeluruh, karena gereja ini merupakan gereja orang pedalaman pertama di Tanah Papua dan merupakan gereja  orang koteka pertama. Dengan usia yang sudah 70 tahun tidak boleh lagi ada perkelahian, mulai saat ini seluruh Bupati dan DPR harus bersatu jadikan satu dan membina umat diatas tanah ini.

“Kami berkomitmen untuk melindungi siapapun yang ada diatas tanah ini yang penting taat dan dengar-dengaran akan Firman Tuhan, kami mau melindungi orang takut akan Tuhan, jika nakal kita tidak melindungi,”tambahnya. [PapuaPos| PapuaPos]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment