.

Boaz Salossa : Meski Beda Kualitas dengan Liverpool, Timnas Siap Berikan yang Terbaik

JAKARTA - Striker Timnas Indonesia, Boaz Salossa mengaku sudah belajar banyak dari kekalahan saat Indonesia Dream Team kalah 0-7 dari Arsenal. Boaz menyatakan, permainan tim menjadi tidak berkembang karena kurang melakukan pergerakan tanpa bola.

"Mereka setiap passing bergerak. Sebaliknya, ketika mereka passing kita diam," kata Boaz saat ditemui di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (17/07/2013).

Jelang lawan Liverpool, Boaz  menyatakan bahwa Timnas harus lebih banyak belajar. Meski demikian diakuinya, kualitas Liverpool beda jauh di atas indonesia.

"Kita memang banyak kualitas beda jauh. Kita banyak kekurangan, bek, gelandang, semua lini. Tapi kami siap memberikan terbaik," ungkapnya.

Ia juga menyebutkan, dalam persiapan yang tersisa tiga hari lagi, Timnas harus latihan lebih serius lagi agar bisa memberikan perlawanan maksimal terhadap Liverpool.

"Harusnya lebih berani pegang bola, berhadapan satu lawan satu. Kemarin Arsenal sudah baca pergerakan kita," jelas top skor Indonesia Super League (ISL) ini.

Setelah Arsenal, satu lagi klub sepak bola papan atas Inggris mampir ke Indonesia. Kemarin (17/07/2013) giliran Liverpool yang menginjakkan kaki di Jakarta. Nah, pekan depan ada pasukan Chelsea yang datang untuk menjalani tur pramusim di Indonesia. Skuad Liverpool tiba di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.00 WIB. Membawa 28 pemain, 'The Reds' julukan Liverpool dijadwalkan menghadapi timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu lusa (20/07/2013).

Kedatangan tim juara Liga Inggris 18 kali tersebut disambut meriah para Liverpudlian, sebutan bagi penggemar Liverpool. Mereka menunggu sejak pukul 10.00 dengan mengusung beragam atribut klub pujaannya. Antusiasme fans menarik perhatian para pemain Liverpool. Kapten The Reds Steven Gerrard mengabadikan sambutan suporter lewat kamera telepon genggam.

Salah seorang fans Liverpool yang menyambut langsung kedatangan Gerrard dkk adalah Rahmat Saifudin. Dia berasal dari Surabaya. Sebagai fans Liverpool, dia tentu berharap tim idolanya menang saat melawan timnas Indonesia. Hanya, dia juga tidak tega jika skuad Garuda (sebutan timnas Indonesia) 'dibantai' seperti saat kalah telak 0-7 oleh Arsenal.

"Saya sih tidak mengharapkan tim Indonesia kalah banget de­ngan Liverpool. Kalau kalah jangan telak-telak. Kalau kalah ya 0-1 atau 1-2 saja," kata pria 23 tahun itu.

Anggota Executive Committee (Exco) PSSI Toni Apriliani mengatakan, kedatangan klub-klub besar dunia membuktikan bahwa sepak bola Indonesia sudah pulih dan kembali diminati. Yang perlu diperbaiki adalah kualitas tim yang datang sebaiknya tidak terlalu jauh dari kemampuan timnas Indonesia.

"Sebaiknya disesuaikan dengan target kita ke depan. Paling dekat adalah kualifikasi Piala Asia. Kita mungkin cari lawan yang karakternya mirip Tiongkok atau Arab Saudi," tutur dia.

Toni membidik negara-negara seperti Korsel, Jepang, atau Bahrain sebagai lawan uji coba. Soal kekalahan telak timnas saat melawan Arsenal, dia berpendapat lain. Menurut Toni, tim yang diturunkan waktu itu mayoritas pemain muda.

Komposisi tersebut berbeda de­ngan skuad Garuda saat kalah 0-3 oleh timnas Belanda bulan lalu. Di sisi lain, Head of Marketing Communication Nine Sport Inc Denny Ervan mengatakan, kedatangan tim-tim asing ke tanah air harus dinilai positif. Event organizer yang menghadirkan Chelsea itu menilai event ini bukan melulu soal keuntungan materi.

"Kita pasti bosan dengan berita negatif soal sepak bola tanah air. Karena itu, dengan melawan klub-klub papan atas, diharapkan penggemar bola Indonesia kembali memerahkan Gelora Bung karno. Kita ingin semangat positif itu ha­dir lagi," tegas dia.

Denny ogah membicarakan biaya mendatangkan Chelsea ke Indonesia. Tapi, beberapa sumber menyebutkan, dibutuhkan sekitar Rp 30 miliar untuk merayu tim-tim raksasa Eropa bermain di Indonesia. [RadarSorong]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment