.

Gereja Katolik akan Berjuang Menuntut Hak Ulayat Hutan Masyarakat Waris

WARIS (KEEROM) – Gereja Katolik tak akan pernah mundur satu langkah pun demi memperjuangkan hak kepemilikan, keadilan dan kesejahteraan pemilik hak ulayat hutan Waris. Gereja akan maju terus membawa suara masyarakat adat yang tidak bersuara sekali pun dalam ancaman dan tekanan.

Demikian disampaikan Pastor Paroki Waris, Pastor Chris Widdy SVD dalam Audiens masyarakat adat pemilik hak layat atas hutan distrik Waris dengan pihak dinas Perkebunan dan kehutanan Kabupaten Keerom tentang aktivitas perusahaan Kayu dan dampaknya terhadap masyarakat adat di ruang kepala dinas, Selasa (03/09/2013) sore. “Pergulatan dan perjuangan yang amat sangat pajang, tidak mudah, penuh dengan teror dan ancaman, namun saya merasa terpanggil untuk keutuhan ciptaan,” tuturnya.

Karenan merasa terpanggil, menurut pria asal Flores ini, ia tak akan menghiraukan suara yang menghalangi perjuangannya bersama masyarakat adat. “Untuk kepentingan banyak orang, menyuarakan suara kaum yang tak bersuara, kami tidak akan mundur sedikit pun,” ujarnya.

Menurut Chris, perjuangan bersama masyarakat adat tidak mencari keutungan apapun selain kepentingan pemulihan keutuhan relasi ciptaan yang rusak di wilayah Waris akibat aktivitas perusahaan kayu. “Kita tidak cari keutungan. Hubungan masyarakat dengan masyarakat, pemerintah dengan masyarakat rusak. Pengambil kebijakan melihat ini. Kami rasa ini peting untuk diperbaiki,” ujarnya.

Rusaknya hubungan itu diakui salah satu tokoh perempuan Waris. “Kami tidak merasakan damai dengan sesama. Saya selalu maki dan maki setiap sopir yang angkut kayu. Saya merasa tidak bersahabat dengan mereka,”tutur Hermina May. Menurut Hermina, dirinya tidak bersahabat karena aktivitas karyawan perusahaan itu merusak, mencuri dan membawa kayu dari hutan. “Saat mereka bawa, truk-truk itu juga merusak jalan,” tutur Hermina. [TabloidJubi]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment