.

Mahasiswa Kedokteran di Port Moresby jadi Pemicu Perkelahian di Rumah Sakit

PORT MORESBY - Tiga mahasiswa pemicu insiden di Rumah Sakit Umum Port Moresby bersama beberapa mahasiswa yang turut bergabung dalam perkelahian dengan tentara telah diidentifikasi, ditangkap dan ditahan oleh polisi.

Pernyataan yang dirilis oleh Tentara Taurama pada Kamis (18/07/2013) mengatakan bahwa masyarakat telah dituntun untuk percaya bahwa tentara yang menyebabkan seluruh kejadian tersebut. Sedangkan kenyataannya, para mahasiswa itu sendiri yang menjadi biang kericuhan.

Diungkapkan, insiden itu tidak akan pernah terjadi jika dua orang mahasiswa yang diduga telah mabuk bersama dengan kawan-kawannya yang bergabung untuk menyerang anggota tentara yang berseragam lengkap, fakta seharusnya diketahui dan dinyatakan oleh polisi pada waktu itu.

Rilis itu juga menyatakan bahwa pada Jumat, 12 Juli 2013, pukul 9 malam, ada dua tentara berseragam yang datang di unit gawat darurat Rumah Sakit 3 Mile sebab seorang anak dari kawan mereka sakit.

Dilingkungan rumah sakit, dua prajurit ini ingin mengambil uang pada sebuah ATM di Rumah Sakit Port Moresby, saat mengantri bersama seorang ibu dan pria, muncul tiga mahasiswa kedokteran yang diduga mabuk.

Ketiga mahasiswa ini melewati keempat orang yang sedang menunggu dengan sabar giliran dan langsung masuk kedalam bilik ATM. Dua tentara ini mendatangi mereka untuk menasihati bahwa tindakan mereka adalah perilaku egois dan tidak profesional sebagai seorang mahasiswa.

Hal ini membuat marah para mahasiswa yang mulai mengucapkan kata-kata provokatif dan memaki para prajurit. Mereka berdua kemudian berkelahi dengan ketiga mahasiswa, karena kalah mereka berlari ke fakultas dan mengumpulkan kawan-kawannya. Kemudian datang kembali ke rumah sakit dan memukul tentara berseragam yang mengakibatkan salah satu tentara mempertahankan patah hidung.

Kedua prajurit itu melarikan diri dan pergi ke pintu gerbang fakultas dan melaporkan hal tersebut kepada penjaga. Para penjaga meyakinkan dua tentara bahwa siswa akan diidentifikasi dan pada hari Sabtu dan masalah ini akan diselesaikan di kampus dengan kehadiran kedua tentara.

Sabtu itu ketiga siswa belum diidentifikasi. Sehingga membuat marah para prajurit yang ingin membalas, tetapi kemudian ditenangkan oleh Mayor Ikau, Polisi Militer, Komanda Uni-Force dan Polisi Hohola.

Polisi kemudian menyatakan bahwa ketiga siswa telah diidentifikasi dan kedua belah pihak untuk melapor ke Kantor Polisi Hohola pada pukul 10 malam untuk penyelesaian.

Sebuah laporan resmi yang telah didaftarkan di Kepolisian Hohola. Kemudian pada hari Minggu 14 Juli 2013, para prajurit ini menuju ke kantor Polisi Hohola untuk penyelesaian masalah. Dalam perjalanan, mereka berhenti di 3 Mile untuk mendapatkan konfirmasi dari penjaga yang bertugas, apakah siswa yang terlibat telah pergi ke Hohola.

Namun beberapa mahasiswa yang berada di gerbang utama melihat kehadiran tentara dan kemudian mengambil gambar mereka dengan ponsel, hal ini memprovokasi tentara untuk menyita ponsel yang kemudian dihancurkan.

Mahasiswa yang marah mulai melempari tongkat, batu, pipa logam dan benda keras lainnya ke truk tentara, 3 tentara luka berat.

Karena terluka dan kalah jumlah, para tentara kembali ke Taurama. Melihat rekan-rekan mereka memar dan noda darah anggota lainnya pun naik pitam akibat aksi para mahasiswa yang dinilai tidak menghargai dan menghormati seragam prajurit Namun para komandan mereka kembali menghimbau agar mereka menagan emosi, dan menyerahkan masalah ini kepada kepolisian. [PostCourier]
Bagikan ke Google Plus

0 comments:

Post a Comment